Sabtu, 24 Maret 2012
Jumat, 16 Maret 2012
Kamis, 08 Maret 2012
Malam yang terasa beda
Hari ini entah mengapa aku merasa
Dari awal tak seharusnya ku mengenal dia
Sudah sangat jelas terlihat
Relationship yang konyol ini
Sepertinya tak lagi bisa diteruskan
Malam yang kini terasa beda
Kulalui kembali tanpa hadirnya
Dengan tanpa topeng kamuflase bunglonnya
Tapi, hatiku menjadi tersenyum lagi
Kini aku sadar dan waras
Kegilaanku yang menyiakan semua
Kini sembuh, karena ku tahu
Ku tahu dia tak seindah seperti yang kubayang
Dan semua itu berakhir
Dengan bait-bait rumit
Disela gelap sang malam
Dari awal tak seharusnya ku mengenal dia
Sudah sangat jelas terlihat
Relationship yang konyol ini
Sepertinya tak lagi bisa diteruskan
Malam yang kini terasa beda
Kulalui kembali tanpa hadirnya
Dengan tanpa topeng kamuflase bunglonnya
Tapi, hatiku menjadi tersenyum lagi
Kini aku sadar dan waras
Kegilaanku yang menyiakan semua
Kini sembuh, karena ku tahu
Ku tahu dia tak seindah seperti yang kubayang
Dan semua itu berakhir
Dengan bait-bait rumit
Disela gelap sang malam
Selasa, 06 Maret 2012
Puisi Rindu
Sungguh aku tak tahu
Apakah masih waras atau gila
Detik dan hari terus berlalu
Waktu pun tak mau menunggu hatiku
Rindu, semakin menjalar kemana-mana
Mengusik pikir dan jiwa labilku
Jangkarku terlepas dari dermagaKapalku terombang-ambing
Di laut luas tiada bertepi
Mengikuti angin, tak tahu arah pasti
Dan aku semakin dihantui penasaran
Ragu, apa kau jua sama rasa ?
Apakah masih waras atau gila
Detik dan hari terus berlalu
Waktu pun tak mau menunggu hatiku
Rindu, semakin menjalar kemana-mana
Mengusik pikir dan jiwa labilku
Jangkarku terlepas dari dermagaKapalku terombang-ambing
Di laut luas tiada bertepi
Mengikuti angin, tak tahu arah pasti
Dan aku semakin dihantui penasaran
Ragu, apa kau jua sama rasa ?
Senin, 05 Maret 2012
Talk after saw
Inilah kisah yang berawal dari masa kecilku. Aku tak tau
apakah ada yang salah di saat masa kecilku hingga kini aku merasa begitu
berbeda aku tak suka keramaian, tak suka banyak orang, tak suka kebisingan. Dan
tentu sebagian atau banyak orang menganggapku aneh atau apalah menurut mereka
tapi apa tidak ada yang sadar dengan bagaimana keadaan saat ku masih
kanak-kanak. Di satu sisi orang menganggapku baik dan pintar tapi di sisi lain
aku justru dianggap badung dan bodoh. Tapi aku tetap bangga dengan diriku
sendiri yang bisa di bilang individualism entah waktu atau cara orang tuaku yang
menjadikanku seperti ini. Namun tentu aku tak mudah untuk dapat menyalahkan
keadaan itu. Walaupun begitu aku tetap merasa menjadi anak yang istimewa,
mungkin bisa dibilang aku mempunyai banyak bakat dan minat sehingga aku
terkesan berlebihan untuk dapat meraihnya. Dan disinilah banyak juga yang
bilang kalau aku congkak tapi di lain pihak ada yang menilaiku rendah hati
karena jika memang aku bisa aku takkan menyimpan itu sendiri jadi boleh
dibilang banyak juga yang belajar dari caraku belajar. Aku mempunyai perasaan
yang peka aku tak tau mengapa aku selalu ingin berderma, aku selalu ingin
membantu orang yang menurutku memang layak di bantu walaupun keadaanku kadang
sedikit tak memungkinkan untuk itu tapi aku berusaha bagaimana caranya agar aku
bisa membantu meski sedikit.
Aku punya impian dan cita-cita yang tidak
muluk-muluk aku ingin menjadi seperti Dik doank yang bisa membuat
bahagia dan tertawa anak-anak kecil.
Sekali lagi aku ingin bisa membangun sanggar atau semacamnya dan mengarahkan
anak-anak jalanan agar bisa menyalurkan bakat dan minatnya karena tiap aku
pergi berkelana bukan berarti aku hanya jalan-jalan tapi aku juga melihat
bagaimana orang-orang yang ada disekitarku, aku sangat ingin memberi mereka
kehangatan, kenyamanan, dan keselamatan. Dan semoga suatu saat aku dapat
mewujudkannya dengan mudah. Amin. Dan semoga orang-orang nantinya bisa
benar-benar menilaiku seperti apa. Aku tak ingin jika suatu nanti aku mati
konyol, sia-sia tanpa sebuah dedikasi berarti. Tetapi sekarang adakah satu saja
yang mengerti diriku, mendengar lubuk terdalam hatiku apa sebenarnya yang
selalu terpikir dalam benakku, bukan seorang lelaki yang menjadi kekasih atau
apalah istilahnya itu, pacar dan cinta buatku nomor sekian karena aku yakin
semua itu sudah di atur oleh Allah dan aku juga yakin semua akan indah pada
waktunya.
Walaupun sekarang aku berada dalam keadaan pro kontra.
Pro saat semua bisa melihat bagaimana semangatku jika di luar walaupun
sebenarnya di dalam aku benar-benar sangat butuh pengertian untuk
membangunnnya. Dan kontra karena jika di rumah aku selalu tidur tengah malam
bahkan sering pagi gara-gara pemikiranku tentang bagaimana aku bisa membangun
dan memulai perlahan cita-citaku dan itulah yang membuatku dianggap anak tak
tau diri dan budi. Memang benar-benar klise. Karena aku memang suka malam
dengan suasana yang sepi dan aku benar-benar merasa sendiri aku bisa berfantasi
bukan hanya membayangkan tapi juga berharap dan berdoa walaupun kadang aku
merasa disaat pagi tiba semua akan runtuh oleh kekecewaan orang tuaku karena
aku bangun telat. Maaf aku benar-benar minta maaf karena aku memang tak bisa
sehari saja untuk menanggalkannya. Meski aku sadar dan tau dan selalu berusaha
untuk tepat waktu dan patuh pada yang semestinya. Mungkin memang belum waktunya
ada yang tau bagaimana kecewaku yang hingga hampir membeku pada jiwaku.
Aku hanya bisa terus berharap dan selalu berdoa semoga
aku termasuk dari orang-orang yang beruntung dan bisa melaksanakan dedikasiku
dengan penuh pengabdian yang tulus dari dasar hatiku. Dan mengapa aku bersikap
seolah-olah aku tak peduli dan yang ada hanya justru membuat orang-orang menilaiku
negative? Karena aku ingin orang-orang bisa melihat bukan hanya dari luar dari
sisi objek tapi juga dari sisi subjek, bukan hanya dari penampilan dan semua
yang bisa di lihat.. Mungkin banyak yang melihat aku sebagai anak pondok yang imajenya selalu
sopan, anggun, lemah lembut dsb tidak mencerminkan itu semua tapi satu hal
mungkin jika dilihat bisa dibilang penampilanku sangar dan terkesan urakan sama
sekali tidak mencerminkan anak pondok imaje itulah yang pasti pertama kali
terlintas. Namun adakah yang berpikiran di luar itu ? walaupun begitu aku tetap
anak pondok dan jelas berbeda dengan anak yang tidak mondok. Dengan kata lain
bisa dibilang mungkin aku tau sedikit atau banyak tentang hukum-hukum agama
tapi apa mereka yang tidak mondok semua juga sama mempelajari seperti yang
kucari dan pelajari di pondok dan itu dipermasalahkan hanya gara-gara
penampilan ? Aku hanya mencoba merasa kuat dan menjadi diriku sendiri aku bisa
bertahan dimanapun bagaimana pun keadaannya.
Ada yang bilang “hidup terlalu singkat untuk menjadi orang lain”. Dan apakah
perbedaan begitu penting untuk dijadikan parameter sebuah prestise ? silakan
siapa saja yang bisa menilai dari sudut mana sebuah acuan dilihat bukan hanya
dari mata telanjang tapi juga hati dan pemahaman menyeluruh. Di dalam psikologi
semua bisa dilihat walaupun tidak semua orang mampu untuk melihat tapi apa
tidak ada yang mencoba untuk berpikir atau hanya merasakan bagaimana jika
sepihak dengan keadaanku ? atau sekali saja berpikir tidakkah menyenangkan
untuk menjadi diri sendiri yang apa adanya ? hitam-putih selalu ada di sisi
siapapun. Mungkin aku terkesan acuh dan tak ingin mendengar apa yang
dibincangkan orang-orang tentangku karena itu hanya membuat telingaku sakit dan
tak dapat membuatku berkembang hal justru akan memancingku untuk berbuat seperti
yang mereka bicarakan dengan skala 1800 kali lebih ekstrim untuk membungkam mulut
mereka dengan kebosanan topik tentangku.
This
: the artistic of photography
“Semua bisa bicara dari banyak sisi
dan definisi tergantung bagaimana melihat.”
Langganan:
Postingan (Atom)